Pages

Selasa, 11 Oktober 2011

SEJARAH PALANG MERAH INDONESIA




1. Masa Penjajahan Belanda.

Pada tanggal 21 Oktober 1873 pemerintah colonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Het Nederlands Indsche Rode Kruis (NIRK). Pada waktu itu Pimpinan Palang Merah Hindia Belanda dipegang orang-orang Belanda, mengingat pada waktu itu Indonesia masih dalam penjajahan.

Sejak Tahun 1939 didorong oleh semakin timbulnya rasa kesadaran akan kebanggaan dikalangan bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya antara lain melalui cita-cita ingin membetuk Palang Merah Indonesia, Dr.RCL SENDUK dan Dr BAHDER DJOHAN, dua tokoh kebanggaan yang saat itu dengan berani mengemukakan kehendaknya kepada pemerintah Belanda. gagasan yang suci tersebut mendapat penolakan dari pemerintah Belanda.

Pada tahun 1940, cita-cita tersebut dikemukakan kembali oleh beliau dalam konfrensi Palang Merah Hindia Belanda, namun tetap ditolak kembali sampai akhirnya terjadi perang dunia ke dua, cita-cita untuk membentuk Palang Merah Indonesia belum terlaksana,

2. Masa Penjajahan Jepang.

Pada Tahun 1942-1944 ketika penjajahan Jepang, gagasan ini dirintis kembali oleh kedua tokoh tersebut, namun ternyata ruang gerak Indonesia pada saat itu semakin sempit, sehingga rencana tersebut masih belum terlaksana sampai pecahnya Revolusi Bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan pada tahun1945.

3. Setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Setelah kemerdekaan Indonesia di Proklamirkan, 17 hari kemudian yaitu pada tanggal 3 September 1945 dikeluarkan perintah Presiden RI kepada Dr. Boentaran Martoatmodjo yang pada saat itu menjabat Menteri Kesehatan RI untuk menjajagi terbentuknya Palang Merah Indonesia. Pada Tanggal 5 September 1945 Dr Boentaran berhasil membentuk panitia persiapan pembentukan PMI yang terdiri dari 5 orang yang selanjutnya disebut Panitia Lima dengan tugas mempersiapkan pembentukan PMI, terdiri dari :

Ketua : Dr. R. Mochtar

Penulis : Dr. Bahder Djohan

Anggota : Dr. Djuhana

Dr. Mardjoeki

Dr. Sintanala

Dengan kondisi yang serba kesulitan dan kekurangan, maka pada tanggal 17 September 1945 panitia lima berhasil menyusun pengurus besar PMI yang dilantik oleh Wakil Presiden atas nama Pemerintah yang bertempat di JL. Surya No. 1 Jakarta. yang termasuk dalam kepengurusan PMI pertama terdiri dari :

Ketua

Wakil Ketua

Badan Penulis

Bendahara

Penasehat

:

:

:

:

:

Drs. Moh. Hatta

Dr. R. Boentaran Martoatmodjo

Dr. R. Mochtar

Dr. Bahder Djohan

Mr.Santoso

Mr. Saubari

K.H.Rd. Adenan

ditambah dengan sejumlah anggota Pengurus lainnya

Mengingat situasi pada saat itu cukup rawan, maka berdasarkan keputusan Kongres I Tanggal 16-17 Oktober 1946, markas besar dipindahkan ke Yogyakarta, sedangkan Markas Besar di Jakarta dijadikan perwakilan kantor pusat.

Untuk memperkuat keberadaan PMI, maka pada Kongres II Tanggal 13-14 November 1948 di Yogyakarta menetapkan bahwa tanggal 17 september 1945 diperingati sebagai hari berdirinya Palang Merah Indonesia. Walaupun Palang Merah Indonesia belum mendapat pengakuan dari Komite Internasional Palang Merah, namun perannya selama ini diakui baik, dengan telah memperoleh kepercayaan untuk menyelesaikan tugas yang berat pada saat itu, antara lain :

  1. Penyerahan kurang lebih 35.000 orang tawanan Belanda yang tersebar dibeberapa tempat di Pulau Jawa kepada tentara Sekutu.
  2. Pengembalian beribu-ribu orang Cina dari daerah Republik ke daerah pendudukan Belanda.
  3. Penyelenggaraan pengembalian Romusha yang dipekerjakan oleh Jepang, kembali ketempat masing-masing terutama yang bekerja diluar Pulau Jawa
  4. Tenaga Sukarela yang telah dilatih memiliki keterampilan P3K, mereka ditugaskan untuk memberikan pertolongan dan penyelenggaraan Dapur Umum di daerah pertempuran.

Pada tanggal 2 Oktober 1945 tentara sekutu mendarat di Pulau Jawa dan tentara Belanda ikut membonceng. Maka pada waktu itu Het Nederlands Indsche Rode Kruis (NIRK) didirikan kembali tetapi namanya diganti dengan Het Nederlandsche Roode Kruis Afdeling Indonesie (NERKAI). Karena tujuan tentara Belanda ingin menjajah kembali Indonesia, maka pertempuran berkobar dimana-mana. Seluruh rakyat merasakan pergolakan itu, dan perhimpunan Palang Merah Indonesia yang muda usia mengalami banyak kesulitan yang dihadapi antara lain karena kurang pengalaman, kurang peralatan dan uang. Dimana-mana dibentuk laskar-laskar, pos P3K, dan dapur umum maupun fasilitas social lainnya yang dapat dikerjakan dibawah panji Palang Merah

Beberapa peristiwa sejarah yang penting tentang PMI:

  1. 16 Januari 1950, dikeluarkan Surat Keputusan Pemerintah Republik Indonesia No. 25/1950 tentang pengesahan berdirinya PMI.
  2. 15 Juni 1950, PMI diakui ICRC dengan surat keputusan No. 392.
  3. 16 Oktober 1950, PMI diterima menjadi anggota Liga Internasional Palang Merah dengan keanggotaan No.68.
  4. 20 Mei 1950, NERKAI menyerahkan Rumah Sakit Kedung Halang yang sekarang dikenal dengan Rumah Sakit Umum PMI Bogor.

Tokoh yang pernah menjadi Ketua PMI

1. Ketua 1 Drs. Moh. Hatta, 1945-1946.

2. Ketua 2 Soetardjo Kartohadikoesoemo, 1946-1948.

3. Ketua 3 BPH Bintoro, 1948-1952.

4. Ketua 4 Dr. Bahder Djohan, 1952-1954.

5. Ketua 5 P.A.A. Paku Alam VIII, 1954-1966.

6. Ketua 6 Letjen Basuki Rahmat, 1966-1969.

7. Ketua 7 Prof. Dr. Satrio, 1970-1982.

8. Ketua 8 Dr. Soeyoso Soemodimedjo, 1982-1985.

9. Ketua 9 Dr. H. Ibnu Sutowo, 1986-1990 dan 1990-1994.

10. Ketua 10 Hj. Siti Hardiyanti Rukmana, 1994-1999.

11. Ketua 11 Mar’ie Muhamad, 1999-2004.

0 komentar:

Posting Komentar